Hal-hal Ini Harus Dihindari Saat Menetaskan Telur Walet

Menunggu telur walet menetas secara alami memiliki resiko kegagalan yang relatif tinggi dalam bisnis budidaya sarang walet. Oleh karena itu banyak teknik-teknik penetasan buatan dikembangkan agar jumlah walet dapat diperbanyak dengan cepat. Sehingga, nantinya diharapkan produksi sarang akan meningkat. Teknik yang paling umum digunakan adalah dengan menggunakan mesin penetas telur dan menggunakan indukan burung sriti.

Keuntungan menggunakan mesin penetas telur adalah peternak dapat menggunakannya sepanjang waktu dan memiliki resiko gagal menetas yang cukup rendah. Namun, peternak tetap memiliki tugas sebagai induk yang harus memperhatikan telur-telur tersebut sepanjang hari. Yang terpenting adalah memastikan bahwa suhu dan kelembapan dalam mesin sesuai dengan habitat alami burung walet, yaitu 36° C dengan kelembapan 65%. Hindari membiarkan telur tersebut dalam posisi yang sama terlalu lama, karena telur harus dibolak-balik setidak-tidaknya 2-3 kali sehari. Perhatikan juga ada tidaknya titik darah ditengah-tengah telur yang merupakan penanda bahwa telur tersebut masih hidup.

Sedangkan teknik menetaskan telur walet dengan menggunakan indukan sriti memerlukan ketelitian di tahap awal saja. Selanjutnya peternak hanya perlu menunggu induk sriti menetaskan telur-telur tersebut secara alami. Kesulitannya adalah memastikan indukan sriti mau mengerami telur tersebut. Hindari melakukan peletakkan atau pengambilan telur dengan tangan kosong untuk mencegah ada bau asing yang menempel pada telur. Lebih baik gunakan sarung tangan atau sendok yang dilapisi oleh tissue.